Pemilu itu ya senang-senang…….apa lagi?

fotonyoblos

Habis nyoblos kemarin itu, saya duduk-duduk dulu bareng tetangga-tetangga lama saya. Kebetulan, TPS tempat saya nyoblos, kebetulan tidak jauh dari rumah saya terdahulu.

“Sini, Mas Guru, ngopi-ngopi dulu!”

Ajakan yang sulit ditolak. Selain karena memang ngopi menjadi kegemaran saya, ngopi juga punya prestise tersendiri. Ngopi beda dengan ngeteh, misalnya, atau ngeskrim, atau njamu, atau apalah hehehehe. Ada perasaan tiba-tiba seperti menjadi bagian komunitas elit kalau sudah ngopi. Akan tetapi, lebih dari itu, sepertinya ajakan itu menarik karena seperti reuni dengan tetangga-tetangga lama. Itu yang tak dapat dihindari begitu saja, hahaha….

“Gimana,Mas Guru, tadi nyoblos apa?” Continue reading

Saya Juga Narsis, tapiiiiii……….

Orang Tua NarsisKata orang, saya itu narsis. Ya, saya terima saja, meski sebenarnya saya juga tidak tahu persis di mana kenarsisan saya itu. Bahwa saya suka berfoto, memang iya, sih, tetapi saya tak sekedar berfoto. Saya selalu mencoba menyisipkan ‘pesan’ dalam setiap foto saya. Gak percaya? Tanya saja sama google 😀

Narsis, sekali lagi, memang boleh-boleh saja. Akan tetapi, kita juga harus ingat dan tahu diri dong, narsis kita membawa pengaruh positif atau negatif utamanya bagi diri sendiri. Kalau narsis kita cenderung menampakkan diri kurang bermoral atau bisa ditafsirkan macam-macam ya sebaiknya tidak dilakukan.

Memang, saya pernah berfoto telanjang dada, tapi itu kan di kolam bermain air. Lagi pula, apa lucunya sih kalau lelaki sejati seperti saja bertelanjang dada? Kalau telanjang bulat sih, mungkin bagian dari orang gila hahahaha…..

Oh, iya, ada yang bilang, narsis itu bagian dari HAM. Hahahaha…..mungkin iya. Akan tetapi, kalau merugikan diri sendiri, ya nanti dulu. Coba karena kenarsisan Anda dengan berfoto setengah bugil(cewek) terus Anda dipandang rendah oleh yang meihat kenarsisan Anda itu, bagaimana rasanya? Bagaimana kalau misalnya terus kontak Anda dibanjiri dengan pesan-pesan tidak senonoh? Gak enak banget, lho(kata teman yang pernah mengalami).

Oleh karena itu, yuk kita narsis, tapi narsis yang keren bukan yang menunjukkan Anda kelas ‘seken’-an. Bagaimana, setuju?